Blogger Jateng

Mengenal Pembagian Fi'il dan Tanda-Tandanya

Ilmu Nahwu- Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang materi Fi'il (kata kerja) secara mendalam yaitu baik pengertian, pembagian fi'il, serta tanda-tanda atau ciri-cir dari fi'il. Sekedar mengulang materi tentang pengertian Fi'il dalam artikel sebelumnya. Fi'il dalam bahasa Arab mempunyai pengertian kata kerja.



Baca artikel sebelumnya:
Mengenal Unsur Penyusun Kalimat dalam Bahasa Arab


1. Pembagian Fi'il

a. Berdasarkan Waktu


Secara umum dalam bahasa Arab fi'il jika ditinjau dari berdasarkan waktu pekerjaannya, fi'il dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

Fi'il Madhi (الفعل الماضي) yaitu kata kerja bentuk lampau yang artinya pekerjaan itu telah dilakukan. Sebagai contoh كَتَبَ (telah menulis) atau ذَهَبَ (telah pergi).

• Fi'il Mudhari' (الفعل المضارع) yaitu kata kerja bentuk sekarang atau pekerjaan itu sedang atau akan dilakukan. Contohnya يَكْتُبُ (sedang menulis) atau يَذْهَبُ (sedang pergi).

Fi'il Amar (الفعل الأمر) yaitu kata kerja bentuk perintah. اُكْتُبْ (tulislah!) atau اِذْهَبْ (pergilah!).
Perhatikan tabel contoh di bawah ini!



Untuk rumus perubahan fi'il madhi ke fi'il mudhari' serta fi'il amar akan dibahas pada materi ilmu shorof.

b. Berdasarkan Kebutuhan Terhadap Obyek

Pembagian fi'il jika ditinjau berdasarkan kebutuhan terhadap obyek dibedakan menjadi 2, yaitu:

Fi'il Lazim (الفعل اللاّزم) yaitu fi'il yang tidak membutuhkan obyek (intransitif). Contohnya قَامَ (telah berdiri) dan جَلَسَ (telah duduk). Kedua kata kerja tersebut secara nalar tidak membutuhkan obyek. Misal menjadi قُمْتُ (Saya telah berdiri) dan جَلَسْتُ (Saya telah duduk). Maka kedua kalimat ini sudah menjadi kalimat yang sempurna. Sekalipun ada tambahan, maka tambahannya disebut dengan keterangan, bukan obyek. Contohnya:

جَلَسْتُ عَلَى الكُرْسِي
(Saya telah duduk di atas kursi)
Atau
قُمْتُ فِيْ المَسْجِدِ
(Saya telah tidur di dalam masjid)

Maka, kata "di atas kursi" maupun "di dalam masjid" disebut dengan keterangan, bukan obyek.

Fi'il Muta'adiy (الفعل المتعدّي) yaitu fi'il yang membutuhkan obyek (transitif). Contohnya كَتَبَ (telah menulis) dan أَكَلَ (telah makan). Kedua kata kerja tersebut secara nalar membutuhkan obyek. Jika kita membuat kalimat كَتَبْتُ (Saya telah menulis) dan أَكَلْتُ (saya telah makan). Maka secara nalar kedua kalimat tersebut belum menjadi kalimat yang sempurna karena apa yang "ditulis" maupun apa yang "dimakan" belum jelas maknanya, sehingga perlu ditambahkan obyek. Sehingga menjadi:

كَتَبْتُ الرِّسَالَةَ
(Saya telah menulis surat)
Dan
أَكَلْتُ السَّمَكَ
(Saya telah memakan ikan)

Dengan menambahkan obyek yaitu "surat" dan "ikan" maka kedua kalimat tersebut telah sempurna.

c. Berdasarkan Aktif dan Pasif

Pembagian fi'il jika ditinjau berdasarkan aktif dan pasif dibedakan menjadi 2, yaitu:

Fi'il Ma'lum (الفعل المعلوم) yaitu kata kerja (fi'il) bentuk aktif.

Fi'il Majhul (الفعل المجهول) yaitu kata kerja (fi'il) bentuk pasif.

Sama halnya dengan bahasa Indonesia, perubahan dari kata kerja aktif menjadi kata kerja pasif ada rumusnya. Contohnya: menolong (aktif) dan ditolong (pasif), melihat-dilihat, memukul-dipukul, dan sebagainya.
Contoh penggunan kata kerja aktif dan pasif dalam Bahasa Arab yaitu:

  • Dalam bentuk aktif: ضَرَبَ زَيْدٌ بَكْرًا (Zaid telah memukul Bakr).
  • Bentuk pasifnya: ضُرِبَ بَكْرٌ (Bakr telah dipukul).

Catatan penting: dalam kaidah Bahasa Arab kalimat pasif tidak boleh memunculkan subyek (pelaku). Karena fungsi kalimat pasif dalam Bahasa Arab adalah untuk menyembunyikan atau tidak menyebut pelaku, baik pelakunya telah diketahui, belum diketahui maupun pelakunya sengaja disembunyikan. Jika ingin menyebutkan pelaku, maka wajib menggunakan kalimat aktif. Tentu berbeda dengan Bahasa Indonesia yang membolehkan menyebutkan pelaku dalam kalimat pasif.

Adapun kaidah Fi'il Ma'lum dan Fi'il Majhul sebagai berikut.

  • Fi'il yang bisa berubah bentuk ke Fi'il Majhul (pasif) hanya Fi'il Muta'adiy (kata kerja membutuhkan obyek/transitif).
  • Adapun Fi'il Lazim (intransitif) tidak bisa berubah ke bentuk Majhul (pasif), karena tidak memiliki atau membutuhkan obyek, sehingga sangat tidak mungkin diubah ke dalam bentuk pasifnya.

Sedangkan rumus atau cara merubah Fi'il Ma'lum (aktif) ke dalam bentuk Fi'il Majhul (pasif) sebagai berikut.

  •  Jika Fi'il nya dalam bentuk lampau (Madhi) maka huruf pertama di-dhommah-kan, kemudian 1 huruf sebelum huruf terakhir di-kasrah-kan.
  • Jika Fi'il nya dalam bentuk sekarang (Mudhori') maka huruf pertama di-dhommah-kan, kemudian 1 huruf sebelum huruf terakhir di-fathah-kan.

Perhatikan tabel berikut untuk memahami rumus di atas.


d. Berdasarkan Huruf Penyusun

Pembagian fi'il jika ditinjau berdasarkan huruf penyusun dibedakan menjadi 2, yaitu:

Fi'il Shahih (الفعل الصّحيح) yaitu fi'il yang huruf penyusunnya bebas dari huruf 'illat. Adapun huruf 'illat itu terdiri dari alif, waw, dan ya'.
Contohnya كَتَبَ (telah menulis). Ketiga huruf penyusun dari Fi'il tersebut tidak mengandung huruf 'illat. Maka كَتَبَ merupakan Fi'il Shahih.

Fi'il Mu'tal (الفعل المعتل) yaitu fi'il yang huruf penyusunnya mengandung minimal 1 huruf 'illat, baik di awal, di tengah, maupun di akhir kata. Contohnya قَالَ (telah berkata).

Catatan: kita harus bisa membedakan antara alif dan hamzah. Dalam kaidah Bahasa Arab, alif yang memiliki harakat disebut dengan hamzah. Sedangkan alif sendiri memiliki fungsi sebagai mad (dalam ilmu tajwid memanjangkan bacaan). Untuk memudahkan kalian simak tabel berikut.



2. Ciri-ciri atau Tanda-tanda Fi'il

Untuk memudahkan kita mengklasifikasikan jenis kata yang termasuk fi'il, maka kita harus mengenal tanda-tanda fi'il itu sendiri. Secara umum tanda-tandanya sebagai berikut.

a. Didahului huruf "قَدْ"

Huruf قَدْ memiliki arti yaitu "sungguh". Contohnya:
قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ 

"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,"
(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 1)

Maka kata "افلح" di atas merupakan Fi'il (kata kerja).

b. Didahului "سَ"

Dalam Bahasa Arab, سَ artinya akan. Contohnya:
....سَيَقُوْلُ السُّفَهَآءُ مِنَ النَّا سِ 

"Orang-orang yang kurang akal di antara manusia akan berkata,....."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 142)

Maka kata "يقول" di atas merupakan Fi'il (kata kerja).

c. Didahului huruf "سَوْفَ"

Huruf "سَوْفَ" juga memiliki arti akan. Bedanya dengan huruf "سَ", yaitu kata سَوْفَ digunakan untuk waktu yang lebih lama daripada سَ. Contohnya:
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ ۙ 

"Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),"
(QS. At-Takasur 102: Ayat 3)

Maka kata "تعلمون" di atas termasuk dalam fi'il (kata kerja).

d. Diakhiri oleh Ta' Ta'nits "تْ"

Ta' ta'nits tidak memiliki arti khusus, namun hanya huruf tambahan saja. Ta' ta'nits ini memiliki ciri Fi'il Madhi dari dhomir (kata ganti) هِيَ. Contohnya:

... ۙ قَا لَتْ نَمْلَةٌ يّٰۤاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْ ۚ ..

".... berkatalah seekor semut, Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, ..."
(QS. An-Naml 27: Ayat 18)

Kata قالت di akhiri oleh ta' ta'nits yang berharakat sukun, maka kata tersebut termasuk fi'il (kata kerja).

Catatan penting: 4 tanda di atas merupakan ciri-ciri Fi'il. Akan tetapi, tidak semua Fi'il memiliki tanda-tanda tersebut. Banyak Fi'il yang berdiri sendiri tanpa tanda yang menyertainya.
Contohnya: أحمد يَذْهَبُ إلى المسجد (Ahmad sedang pergi ke masjid), maka kata يذهب termasuk fi'il dan tidak ada tanda yang menyertainya seperti yang disebutkan di atas.

Demikianlah artikel mengenai pembagian dan tanda-tanda fi'il. Semoga memudahkan kalian dalam belajar Bahasa Arab.
Semoga bermanfaat.

Baca juga:
Aplikasi Android Terbaik untuk Belajar Bahasa Arab

Posting Komentar untuk "Mengenal Pembagian Fi'il dan Tanda-Tandanya"