Blogger Jateng

Masalah Seputar Isbal

 


Isbal secara bahasa artinya memanjangkan, menjulurkan. Sedangkan secara istilah isbal adalah memanjangkan, menurunkan, atau menjulurkan pakaian hingga menutupi mata kaki dan menyentuh tanah. Ada beberapa riwayat hadits tentang isbal, diantaranya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللََُّّ عَنْه عَنْ النَّبِ ي صَلَّى اللََُّّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَسْعَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ مِنْ الْإِزَارِ فَعِي النَّارِ

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda,
Kain yang di bawah dua mata kaki, maka di dalam neraka”. (HR. al-Bukhari).

Baca juga:
Kisah tentang Fathu Makkah

Namun banyak pemuda Islam yang bersemangat sangat mengingkari orang lain yang tidak memendekkan pakaiannya di atas mata kaki. Bahkan mereka terlalu berlebihan dalam bersikap sampai pada tingkat menjadikan perbuatan memendekkan kaki celana sebagai syi’ar Islam atau kewajiban yang besar dalam Islam. Jika mereka melihat seorang ulama atau da’i tidak memendekkan kaki celana seperti yang mereka lakukan, mereka menuduhnya bahkan secara terang-terangan tidak faham agama! Sesungguhnya hanya mencukupkan diri dengan makna zhahir satu hadits saja, tanpa melihat hadits-hadits lain yang terkait dengan tema tertentu secara keseluruhan, itulah yang seringkali membuat orang terjerumus dalam kekeliruan, jauh dari kebenaran dan tujuan yang dimaksud hadits Rasulullah SAW.
Lalu bagaimana pandangan ulama sebenarnya tentang hadits isbal?

Pendapat Imam Syafii:

وقال النووي الإسبال تحت الكعبين للخيلاء فإن كان لغيرها فهو مكروه وهكذا نص الشافعي على العرق بين الجر للخيلاء ولغير الخيلاء

Imam an-Nawawi berkata, “Makna Isbal adalah memanjangkan kain di bawah kedua mata kaki, hanya bagi orang yang sombong. Jika pada orang yang tidak sombong, maka makruh. Demikian disebutkan Imam Syafi’i secara nash tentang perbedaan antara orang yang memanjangkan kain karena sombong dan orang yang memanjangkan kain tetapi tidak sombong.

Pendapat Imam al-Bukhari:

Imam al-Bukhari memuat satu bab khusus dalam Shahih al-Bukhari, Kitab: al-Libas (pakaian),

بَاب مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ مِنْ غَيْرِ خُيَلَاءَ

Bab: Orang Yang Memanjangkan/Menyeret Kainnya Tanpa Sifat Sombong. Ini membuktikan bahwa Imam al-Bukhari membedakan antara orang yang memanjangkan pakaian dengan sifat sombong dan tanpa sifat sombong. Dalam bab ini Imam al-Bukhari memuat hadits yang mencela orang yang memanjangkan kain dengan sifat sombong

Pendapat Imam an-Nawawi:

وأما قوله صلى الله عليه و سلم المسبل ازاره فمعناه المرخى له الجار طرفه خيلاء كما جاء معسرا فى الحديث الآخر لا ينظر الله إ لى من يجر ثوبه خيلاء والخيلاء الكبر وهذا التقييد بالجر خيلاء يخصص عموم المسبل ازاره ويدل على أن المراد بالوعيد من جره خيلاء وقد رخص النبى صلى الله عليه و سلم فى ذلك لابى بكر الصديق رضى الله عنه وقال لست منهم اذ كان جره لغير الخيلاء

Adapun makna sabda Rasulullah Saw: المسبل ازاره Orang yang memanjangkan kainnya”. Maknanya adalah: orang yang memanjangkan kainnya, menyeret ujungnya karena sombong.

Kata ‘memanjangkan’ yang bersifat umum diikat dengan kata ‘sombong’, untuk mengkhususkan orang yang memanjangkan kain yang bersifat umum. Ini menunjukkan bahwa yang diancam dengan ancaman yang keras adalah orang yang memanjangkan kainnya karena sombong. Rasulullah Saw memberikan keringanan kepada Abu Bakar ash-Shiddiq dengan ucapan, Engkau tidak termasuk bagian dari mereka”. Karena Abu Bakar memanjangkan pakaiannya bukan karena sombong.

Imam an-Nawawi membuat satu bab khusus dalam kitab Riyadh ash-Shalihin:

باب صعة طول القميص والكُم والإزار وطرف العمامة وتحريم إسبال شيء من ذلك على سبيل الخيلاء وكراهته من غير خيلاء

Bab: Sifat panjangnya gamis, ujung gamis, kain dan ujung sorban. Haram memanjangkan semua itu untuk kesombongan, makruh jika tidak sombong.

Memanjangkan jubah merupakan tradisi kesombongan raja-raja Romawi dan Persia masa silam. Untuk menunjukkan keangkuhan dan kesombongan mereka, maka para penguasa itu memanjangkan jubah yang ujungnya dibawa oleh para pengawal dan dayang-dayang. Tradisi itu masuk juga ke dalam masyarakat Jahiliyah. Dalam satu bait sya’ir jahiliyah dikatakan,

فلا يغرنك جر الثوب معتجرا ... اني امرؤ في عند الجد تشمير

Janganlah engkau terpukau dengan panjangnya jubah dan sorban yang terurai Sesungguhnya aku juga orang yang memiliki pakaian yang panjang. Tradisi keangkuhan dan kesombongan itulah yang dibantah Rasulullah Saw.
Allahua'lam bishowab

Baca artikel sebelumnya:
Pahala dan Dosa

Posting Komentar untuk "Masalah Seputar Isbal"